Jea? Lous?

Hey, jangan jadikan dia sebagai pelampiasanmu. Dia, punyaku, teman-dekatmu. Kamu, seakan maha-tau akan dia. Ya, aku tau, kamu memang lebih dulu mengenal dia.
Apakah kamu tau, bagaimana rasanya jadi aku? Rasa ketika melihatmu bermanja dengan dia, ketika kamu se-akan menjadi pahlawan atau penyelamat baginya, ketika kamu selalu ingin tau apa yang sedang terjadi padanya, ketika kalian duduk berdampingan, ketika kalian 'ngobrol' empat mata, bahkan ketika kalian saling memanggil nama? Ya aku pun tau kita berbeda. Kamu memang lebih cuek, dan bisa lebih berpikir dewasa. Bukan seperti aku, manja, tidak sedewasa kamu. Maka dari itu, seharusnya kamu mengerti aku. Katanya, kita ini teman-dekat?
Aku mengerti kondisi hubunganmu dengan pasangan kamu. Pasanganmu yang amat cuek, yang kurang cukup waktu untukmu. Sialnya, pasanganku 'memiliki' apa yang pasanganmu tidak miliki. Alhasil, dia yang jadi pelampiasanmu ketika kamu jenuh & bosan dengan pasanganmu.
Dia tak sadar bahwa sedang menjadi pelampiasanmu. Bahkan, kamu pun tak sadar bahwa kamu sedang melampiaskan kebosananmu terhadap pasangamu kepada pasanganku.
Aku, hanya bisa diam. Aku tak bisa melarang, karna aku tak suka dilarang. Siapapun yang ku ceritakan akan hal ini untuk mencari solusi, pasti lebih memihakmu. Kadang, muncul kebencianku terhadapmu, dan terhadap orang-orang disekitarmu, serta orang yang berpihak kepadamu.
Aku egois? Aku mementingkan perasaanku, masalah pribadiku, daripada soal "teman"? Sulit untuk mengatakan, tidak!

0 komentar:

Posting Komentar


up