Un-description.

Hai.
Aku bingung harus cerita ke siapa dan bagaimana. Untuk kesekian kalinya, aku lebih memilih menuangkannya kedalam bentuk tulisan, bukan lisan. Ya, walaupun sebenarnya aku butuh jawaban yang setidaknya bisa menenangkan, ataupun sekecap solusi yang bisa ku lakukan.

Yang aku pikirkan adalah, sebenarnya orang-tua siapa sih yang salah?
Orang tua ku yang terlalu memberiku kebebasan dan kepercayaan, atau orang tua nya yang tidak memberinya kebebasan dan kepercayaan?
Lalu, salah siapa jika sang anak tidak merasa nyaman jika sedang berada dalam rumahnya, bahkan dia merasa lebih nyaman bersama orang tua yang lain? Salah orang tua nya, salah orang tua ku, salah nya, atau salah ku?

Kadang, aku takut jika nantinya aku yang disalahkan. Karena ku, dia seakan-akan menjadi seseorang yang nakal, seseorang yang tidak mempedulikan keluarganya. Tapi, pada kenyataannya, aku pun hanya diam atau hanya sekedar berkata "sabar" ketika dia bercerita tentang keluh kesahnya ketika berada dirumah. Semua yang dia lakukan, ya, atas dasar  kemauan dia sendiri, bukan karena ku.

Lalu, mengapa aku hanya diam atau hanya sekedar mengucap "sabar" kepadanya?
Aku takut, kesalahanku terulang lagi. Nggak lagi-lagi mau dibilang ikut campur urusan keluarga lain.

Kemudian, apa yang harus aku lakukan? Secara tidak langsung, kejadian yang sudah terjadi berulang kali seperti ini, sedikit menekanku. Bahkan, sangat menekan.

up